SEARCH

ShareThis

Kamis, 14 April 2011

Samudera Merentang Lagi

Senja membayang di ufuk barat.
Langit semakin  merah, matahari mengintip di garis cakrawala
Samudera berkilau memantulkan warna emas
Ombaknya yang tenang membelai pelan bibir pantai
Merapikan butir-butir pasir yang patuh mengikuti arusnya

Sosok hitam terduduk di tepi pantai
Jubah hitam legam dengan hawa kehampaan yang dingin
Tangan yang kekar dan keras sanggup meremukkan tulang dan karang
Menggenggam tombak pancung yang menghisap segala kehidupan
Memandang tajam ke sosok lainnya yang sedang berlari-lari
Begitu riang dan liar tanpa peduli sekitar
Tanduk kecilnya berwarna perak dan wajah yang jenaka
Senyum yang lebar dan mata cerdik menantang
Begitu menikmati senja di pantai

Samudera menyapa sosok hitam yang sedang duduk mengamati
Samudera            : Kembalilah Dewa Kematian, semua sudah berlalu
Dewa Kematian  : (mendengus) Sebentar...ak masih belum yakin
Samudera           : Apa yang kau kuatirkan...semua akan baik-baik saja, ini semua berbeda
Dewa Kematian  : Aku tahu....aku cuma tidak ingin badai mengacaukanmu
Samudera           : Tidak seperti yang kau kira...yakinlah padaku, aku meluas saat ini
Dewa Kematian  : Boleh kan aku berjaga (menunjuk pada sosok periang), Dia alasanku untuk berjaga disini?Apakah kamu tidak takut melihatnya muncul kembali. Dia bisa memanggil badai yang mengeringkan kamu
Samudera           : Kamu berlebihan... Saat ini melihatnya aku malah senang, asal dia bisa tenang dalamku...dan sepertinya kali ini dia bs menyadari itu
Dewa Kematian  : Sadar??? lihatlah kepalanya....tiada kesadaran di dalamnya, hanya kepuasannya saja
Samudera           : dan lihatlah kepalamu..hanya kehampaan yang dingin, apa bedanya?
Dewa kematian   : (terdiam sejenak...menghela nafas) Baiklah...aku percaya kamu
Samudera           :Tenang..lihatlah...dia bermain hanya di sepanjang pantai dimana aku masih menyentuhnya

Dewa Kematian bangkit dr duduknya. Melihat kembali ke sosok periang tadi seolah-olah memastikan sesuatu
Ia kemudian berjalan pelan-pelan masuk ke dalam Samudera. Saat separuh badannya tenggelam, ia kembali melihat ke sosok tersebut, kemudian berguman :

Dewa Kematian  : Jika dia mendatangkan badai, ak akan keluar dan kutebas habis semua untuk selamanya.
Samudera           : (tersenyum) Sudahlah...tidak akan terjadi hal itu, jangan meremehkan aku.

Dewa Kematian melanjutkan langkahnya masuk kedalam Samudera hingga hilang dari permukaan, mencari tempat bersemayam yang nyaman sekaligus waspada

Samudera tersenyum merasakan Dewa Kematian yang telah menuju tempatnya. Samudera memperhatikan sosok periang tadi dan memanggil :

Samudera           : Belum puas yaa?
Setan Pemimpi    : (tertawa) Xixixixxixixi.....bukan urusanmu kan, aku puas atau tidak?
Samudera           : (tertawa bijak) Hahaha......Yayaya....Nikmati aja ya....Ak tidur dulu
Setan Pemimpi    : Kalo mo tidur ga usah ijin-ijin segala....aku bukan ibumu Xixixixiixix

Samudera tersenyum geli lalu beranjak tidur Setan Pemimpi melanjutkan kegilaannya
Matahari mulai terbenam. Samudera makin biru dan gelap
Malam datang menyelimuti dengan selimut kelamnya
Hening hanya ditemani oleh cekikikan Setan Pemimpi