SEARCH

ShareThis

Senin, 02 Mei 2011

Badai di Samudera

Badai telah datang
Langit bercampur merah dan gelap
Awan berlarian tanpa arah 
Angin menyapu rata segalanya
Samudera bergolak
Gelap menjerit 
Merah merebak
Api muntah membara
Semburat di hempas sang badai

Di antara badai Setan Pemimpi berlarian
Berjingkrak dan berloncatan
Senyum riang jenaka 
Tangannya menggenggam berlian
Indah nian menyilaukan
Didekap erat dan terus berlari

Di dasar samudera Dewa Kematian meradang
"sudah kuingatkan kau, samudera...."
Kupingnya pekak jeritan Kegelapan
Matanya pedas oleh Merah
Berdiri dengan gusar dan mengambil tombaknya
Samudera berarus menahannya untuk pergi
Sekali tebas lepas dirinya dari arus pengikat
Mengeram murka melesat menuju permukaan
Petir dan gemuruh menyambutnya di atas samudera
Langit terasa dingin kehilangan kehidupan
Matanya nanar diantara kekacauan badai
Mencari sasarannya

Terlihat Setan Pemimpin 
wajahnya ketakutan melihat sang Dewa
bergegas berlari sekencang-kencangnya
mencari persembunyian

Tapi terlambat , mata Dewa Kematian tak tersilap apapun
Meraung membelah langit , dia membubung tinggi dan menukik
secepat kilat mendekati Setan Pemimpi
Teriakan mengiba tidak terdengar di telinganya
Dengan amarahnya sang Dewa menebas dingin
Setan pemimpi merintih melengking menanti ajalnya..

Sesaat sebelum tombak menuntaskan Setan
Benturan meledak menyesak udara
Tombak sang Dewa tertahan pedang besar
Berdiri sambil menatap Dewa, Raja Keyakinan menggeleng
"Tidak seperti ini, Dewa" Raja tersenyum meledek
"Haah!!!...APA URUSANMU!!" 
Tombak Maut berubah sasarn menuju kepala Sang Raja
Raja mengerti artinya
Segera mundur dan menghindar
Ia mengerti dihadapan Dewa Kematian dan Tombaknya...
Tubuh besar dan gagahnya percuma
Kerasnya jubah singgasananya percuma
Pedang dan perisainya tidak bertahan lama
Stamina dan ototnya pun sia - sia

Sekelebat Raja bergerak meraih tubuh Setan Pemimpi
membawanya lari menjauh dari Dewa Kematian
Semakin murka, Dewa menggereng kasar, mengejar

Raja setengah membungkuk dan mengucap 
"Bawa aku ke tempatku," tangannya mengepal
Dipukulkannya ke tanah...
Dewa kematian mengamuk, ia sadar apa yang akan terjadi
mempercepat kejarannya,
namun tiba-tiba samudera mengombak dan mengurung Dewa Kematian
"Arrrgh!!!" Dewa terus mengamuk mengayunkan tombaknya
dan ombak terus menggulungnya

Tanah yang dipukul berderak.
Sang Raja berdiri tegak di atasnya dan bersedekap
Setan Pemimpi meringkuk di kakinya 
Tetap mendekap berliannya
Sang Raja melirik ke Setan sejenak, tersenyum  getir
Tanah menjulang terus menggunung, Raja dan Setan di puncak
Terus menjulang membentuk gunung raksasa
Dewa Kematian berteriak marah, meloloskan diri dari ombak 
Secepat kilat ia mengejar ke puncak

Raja tertawa, ia mengepalkan tangan dan memukul sekali lagi
Gunung tumbuh semakin tinggi dan cepat
membubung melewati awan
Ia berteriak "Sudahlah Dewa, biarkan kami"
Raja menggerakkan tangannya menyatukan awan
"Tolonglah kami," Raja bergumam
Gumpalan awan memadat dan sang Dewa masuk ke dalamnya

Raja tertawa, dengan tenang dia duduk bersila
diamatinya Setan Pemimpin yang masih menimang berliannya
"Hei, suatu saat harus kau buang itu"
Setan Pemimpi mendengus ke arahnya 
"bukan urusanmu ya..."
Raja tergelak "Hahahaha...dasar ga tau terima kasih"

Jauh di dalam gumpalan awan, Dewa Kematian tersesat
Cabikan tombak dan kemarahannya tertelan dalam awan
Dalam kejengkelannya dia akhirnya berhenti dan mencari akal
Menanti celah untuk keluar..

Raja Keyakinan memandang ke dalam awan
"Disini tempatku, pergilah Dewa"
"Kalian semua gila, buat apa lindungi si kunyuk itu" sahut Dewa
Raja tertawa " Hahahahahaha"
"Kamu naif sekali, tidak bolehkan ada sedikit keindahan di dunia ini?"
"Jangan samakan dengan dirimu yang kosong"
"ada yang suka warna, tidak sepertimu hitam semua"
Dewa tertawa sinis " Cuih....lihat tuh ke  samudera"
"itu harga keindahan? sekalian aja ke neraka!"

Jauh di bawah sana badai masih mengamuk
Samudera bergolak tanpa henti

Raja Keyakinan diam dan menatap samudera
Hatinya masih tetap penuh keyakinan
Akan apa yang diyakini
dan akan selalu begitu 

Hahahahhahahah


KING OF FAITH
Stay at the Highest 


















1 komentar: