Langit bercampur merah dan gelap
Awan berlarian tanpa arah
Angin menyapu rata segalanya
Samudera bergolak
Gelap menjerit
Merah merebak
Api muntah membara
Semburat di hempas sang badai
Di antara badai Setan Pemimpi berlarian
Berjingkrak dan berloncatan
Senyum riang jenaka
Tangannya menggenggam berlian
Indah nian menyilaukan
Didekap erat dan terus berlari
Di dasar samudera Dewa Kematian meradang
"sudah kuingatkan kau, samudera...."
Kupingnya pekak jeritan Kegelapan
Matanya pedas oleh Merah
Berdiri dengan gusar dan mengambil tombaknya
Samudera berarus menahannya untuk pergi
Sekali tebas lepas dirinya dari arus pengikat
Mengeram murka melesat menuju permukaan
Petir dan gemuruh menyambutnya di atas samudera
Langit terasa dingin kehilangan kehidupan
Matanya nanar diantara kekacauan badai
Mencari sasarannya
Terlihat Setan Pemimpin
wajahnya ketakutan melihat sang Dewa
bergegas berlari sekencang-kencangnya
mencari persembunyian
Tapi terlambat , mata Dewa Kematian tak tersilap apapun
Meraung membelah langit , dia membubung tinggi dan menukik
secepat kilat mendekati Setan Pemimpi
Teriakan mengiba tidak terdengar di telinganya
Dengan amarahnya sang Dewa menebas dingin
Setan pemimpi merintih melengking menanti ajalnya..
Sesaat sebelum tombak menuntaskan Setan
Benturan meledak menyesak udara
Tombak sang Dewa tertahan pedang besar
Berdiri sambil menatap Dewa, Raja Keyakinan menggeleng
"Tidak seperti ini, Dewa" Raja tersenyum meledek
"Haah!!!...APA URUSANMU!!"
Tombak Maut berubah sasarn menuju kepala Sang Raja
Raja mengerti artinya
Segera mundur dan menghindar
Ia mengerti dihadapan Dewa Kematian dan Tombaknya...
Tubuh besar dan gagahnya percuma
Kerasnya jubah singgasananya percuma
Pedang dan perisainya tidak bertahan lama
Stamina dan ototnya pun sia - sia
Sekelebat Raja bergerak meraih tubuh Setan Pemimpi
membawanya lari menjauh dari Dewa Kematian
Semakin murka, Dewa menggereng kasar, mengejar
Raja setengah membungkuk dan mengucap
"Bawa aku ke tempatku," tangannya mengepal
Dipukulkannya ke tanah...
Dewa kematian mengamuk, ia sadar apa yang akan terjadi
mempercepat kejarannya,
namun tiba-tiba samudera mengombak dan mengurung Dewa Kematian
"Arrrgh!!!" Dewa terus mengamuk mengayunkan tombaknya
dan ombak terus menggulungnya
Tanah yang dipukul berderak.
Sang Raja berdiri tegak di atasnya dan bersedekap
Setan Pemimpi meringkuk di kakinya
Tetap mendekap berliannya
Sang Raja melirik ke Setan sejenak, tersenyum getir
Tanah menjulang terus menggunung, Raja dan Setan di puncak
Terus menjulang membentuk gunung raksasa
Dewa Kematian berteriak marah, meloloskan diri dari ombak
Secepat kilat ia mengejar ke puncak
Raja tertawa, ia mengepalkan tangan dan memukul sekali lagi
Gunung tumbuh semakin tinggi dan cepat
membubung melewati awan
Ia berteriak "Sudahlah Dewa, biarkan kami"
Raja menggerakkan tangannya menyatukan awan
"Tolonglah kami," Raja bergumam
Gumpalan awan memadat dan sang Dewa masuk ke dalamnya
Raja tertawa, dengan tenang dia duduk bersila
diamatinya Setan Pemimpin yang masih menimang berliannya
"Hei, suatu saat harus kau buang itu"
Setan Pemimpi mendengus ke arahnya
"bukan urusanmu ya..."
Raja tergelak "Hahahaha...dasar ga tau terima kasih"
Jauh di dalam gumpalan awan, Dewa Kematian tersesat
Cabikan tombak dan kemarahannya tertelan dalam awan
Dalam kejengkelannya dia akhirnya berhenti dan mencari akal
Menanti celah untuk keluar..
Raja Keyakinan memandang ke dalam awan
"Disini tempatku, pergilah Dewa"
"Kalian semua gila, buat apa lindungi si kunyuk itu" sahut Dewa
Raja tertawa " Hahahahahaha"
"Kamu naif sekali, tidak bolehkan ada sedikit keindahan di dunia ini?"
"Jangan samakan dengan dirimu yang kosong"
"ada yang suka warna, tidak sepertimu hitam semua"
Dewa tertawa sinis " Cuih....lihat tuh ke samudera"
"itu harga keindahan? sekalian aja ke neraka!"
Jauh di bawah sana badai masih mengamuk
Samudera bergolak tanpa henti
Raja Keyakinan diam dan menatap samudera
Hatinya masih tetap penuh keyakinan
Akan apa yang diyakini
dan akan selalu begitu
Hahahahhahahah
KING OF FAITH
Stay at the Highest
Great survey, I'm sure you're getting a great response. Samudera Express Indonesia
BalasHapus